Tuesday 11 September 2012

Kado Untuk Bapak

0 comments
Hmm sambil nulis ini,entah berapa nyamuk sudah saya tabokin.
Baik yang muter2 di deket saya, atau ikutan ngisep darah suami saya (yang tidur di belakang saya).
Kado Ulang tahun untuk bapak, mungkin hanya tulisan ini.

Sebenarnya agak mikir juga saya nulis ini, karena di dalamnya terdapat beberapa bagian,
yang mungkin bagi sebagian orang, akan berpikir saya membuka cerita keluarga.
Ah bukan itu tujuan saya, saya cuman mau, catatan ini bisa dibaca adik saya, saudara saya, keponakan, anak saya, cucu saya kelak juga #hehehehe.
Dan bahwa sosok bapak yang saya ceritakan ini begitu berharga.


9 September 1956 bapak saya lahir.
Saya tidak terlalu banyak mengetahui masa kecil bapak.
Yang saya tahu bapak suka berantem memperebutkan makanan dengan pakdhe Pandi (waktu kecil).
Bapak saya mengalah, ga meneruskan sekolah MTS (madrasah tsanawiyah) nya karena adiknya (bulik) mau sekolah.
Ya bapak saya hanya lulusan SD saat mendaftar kerja di Telkom. Dulu sempat tugas di Cilacap, kemudian pindah ke Kancatel Purbalingga, dan saat pensiun bapak kancatel Sokaraja.
Saat mendaftar dulu sebagai apa? Sebagai "mebi" satu tingkat di atas penata taman, atau ruang (a.k.a tukang kebun atau beres-beres). Bapak saya diterima sebagai Satpam atau sekuriti.

Dari masa kecil yang saya ingat, setiap dalam 1 bulan sekali, bapak ditugaskan ke Gunung Lompong (bawah kaki gunung Slamet) dan selama 1 minggu.
Mungkin adik saya lupa, dulu waktu saya kelas 4 SD, saya dan adik pernah diajak ibu ke Gua Lawa, dan menengok bapak di Gn. Lompong. (ah, dan ibu saat itu mendapatkan bibit caisim dari warga ds. Kutabawa).
Setiap hari Kamis bapak membelikan saya majalah Bobo.
Sejak kelas 4 SD sampai lulus SD, saya main ke kantor Telkom setiap pulang les Bahasa Inggris (di Ladder english course).
Kantor Telkom yang dulu berada di sebelah kantor pos Purbalingga (sekarang kantor pemadam kebakaran purbalingga).
Waktu itu masih ada telpon koin, sesudah les saya ikut menghitung koin-koin yang diambil dari box-box telepon koin.
Kemudian, suka ikut mainan alat telegram (mencet2 nomor agar tersambung ke kantor telkom tujuan telegramnya),
suka ngangkat telpon interlokal (jaman dulu, kalau mau interlokal, mesti nelpon ke Telkom dulu, baru disambungkan ke nomor luar kota), dan banyak kenangan lainnya.

Kemudian saat SMP, karena SMP saya dekat dengan kantor Telkom, saya menitipkan motor (hihihi saat kelas 2 SMP saya sudah naik motor) di kantor. (motornya supercap '80 warna merah butut "lungsuran" dari bapak)
Ketika kantor Telkom pindah ke Jl. MT Haryono dan kebetulan juga dekat dengan SMA saya, saya pun menitipkan motor ke kantor Telkom (memilih nitip di kantor daripada parkiran SMA)

Apakah saya minder karena posisi bapak saya?
Sepertinya tidak. Saya enjoy2 saja pas saya sekolah dari SD - SMP.

Ketika saya lulus SMP, bapak saya juga lulus SMP (terbuka? atau jarak jauh? entah apa namanya).
Sebenarnya dari kantor meminta bapak untuk meneruskan SMA (nanti ke STM Telkom Purwokerto), tetapi bapak menolak.
Kemudian bapak naik jabatannya. Menjadi staf, bukan satpam lagi.

Ketika saya mulai kuliah, saya menjadi mengerti perjalanan karir bapak saya.
Bagaimana dari seorang satpam kemudian bisa naik ke step-step yang lebih tinggi.
(walaupun mungkin bukan hanya bapak saya, ada beberapa teman bapak juga naik jabatannya).
Dari bapak saya belajar banyak.
Sabar, ikhlas, ga boleh menyakiti orang lain, cuek, ga minder dll.

*pas foto ini, adik saya Izal belum pulang dari sekolah, hahahaha, kakaknya nikah dianya tetap masuk sekolah

Bapak walau hanya lulusan SMP, beliau mau belajar tentang komputer, dan kemudian menjadi mengerti komputer terlebih dahulu saat itu.
Kemudian telaten ngurusi anak-anak STM Telkom yang PKL.
Ga mengeluh walau saat itu dipindah mengurusi Bobotsari, Kejobong dan kemudian Bukateja (ketiganya nama kecamatan).

Bapak jarang mengeluh sakit, dan seingat saya, baru 2 kali bapak dirawat di rumah sakit.
Pertama, tahun 2004, saat itu karyawan Telkom Divre IV mau demo besar-besaran ke Jakarta, sehubungan dengan pembelian saham Indosat.
Disaat bapak sudah siap, eh malah dikasih sakit, dan masuk RS, ya mungkin Alloh tidak mengijinkan ikutan demo.
Yang kedua, baru-baru ini saja bulan Januari tahun 2012, kaki bapak di operasi, (dan sampai saat ini masih suka sakit). Dan bapak masih jarang mengeluh, walau kata ibu, tahun 2011 lalu, pernah sampai ga bisa duduk saat solat.
Tegar itu yang saya tahu, dan menurun juga ke saya. #anaknyaa gitu looo.


Bapak jarang sekali marah. Dan kalau marah, kadang ga konsisten. Ohya, bapak itu suaranya besar dan keras, tipikal orang Banyumas banget.
hehehe, ini contohnya. Saya itu suka banget main, kalau pulang sekolah (dari SMP dan SMA) pasti deh sampai tumah kesorean, pas SMA malah sampai malam.
Kemana tujuan saya? nongkrong di tempat temen, kadang malah sampai menginap. Dulu suka nongkrong di rumah Nina di Karang Sentul, Indah di Wirasana, Nani di Selabaya.
Nah siangnya, sesudah pulang sekolah, ketemu di kantor (saat saya mau mengambil motor).
Bapak bilang (dengan suara kerasnya) "Langsung pulang ke rumah, jangan main-main". saya sih biasa jawabnya iya iya aja, tetapi tetap saja pergi main.
Nah pulang malam (jam 8 malam), Bapak sudah di rumah. Wuih ngeri deg-degan gimana gitu rasanya.
Takut dimarahi, di jewer dll. eeeh ternyata cuek aja si bapak.
Saya melintas di depan tipi, si bapak santai saja. #hihihi. dan, itu masih saja sampai sekarang, berlaku untuk kedua adik saya.
Dan itu juga menurun ke saya, saya gampang memaafkan orang. #semoga yang saya maafkan tidak terus menjadi memanfaatkan saya ya. Aamiin.

Ketika saya sudah mendekati lulus kuliah, bapak sering "curhat" dengan saya.
Kadang menelpon hanya untuk cerita "tadi, Ita nangis katanya uangnya habis, sambil mewek-mewek minta dikirimi uang lagi". (beliau tahu, saya jarang bahkan mungkin ga pernah minta uang tambahan di akhir bulan saat kuliah).
Ketika sudah menikah dan mempunyai Kalyca, bapak selalu menelpon. Minta ngobrol dengan Kalyca.
Kadang sayanya yang masih pelit pulsa, males nelpon karena pulsa mepet (maaf ya pak).
Ketika saya merintis usaha Oriflame lagi, bapak sering saya beri parfum. Tapi jangan heran, parfum seharga 300 ribuan, 75 ml bisa habis dalam 2 minggu oleh bapak #tepok jidat.
Dan kemarin lebaran, saya lupa membawakan parfum untuk bapak, dan bapak menanyakan "Mana parfumnya?" #maaf paaak, yang terbawa parfum untuk Izal, barengan Izal ya paak.
Kalau saya main ke sambeng, ketika saya hendak pamitan pulang ke Salatiga lagi.
Paginya, bapak membungkuskan beras (hasil panen sendiri) untuk saya bawa.

Semakin kesini, semakin saya tahu, bahwa tidak selamanya ayah, bapak, papa kita tegar dan kuat seperti yang kita ingat. Suatu saat nanti kita yang harus menopang. #hiks jadi sedih.
Tapi teruslah mengingat mereka, sebagai cowok-cowok (laki-laki) tegar yang menopang ketika kita bayi, kecil dan sampai sekarang.
Mereka yang akan marah, kalau anak perempuannya (dan anak laki-lakinya) disakiti,
Yang akan menjadi pencerita untuk cucu-cucumu juga.
Yang akan menerima apapun keadaan cucu-cucunya.
Yang kalau anaknya butuh sesuatu

Pesan dari bapak yang selalu saya ingat adalah "tidak menyakiti orang lain, walaupun berbeda agama ataupun suku, karena pada dasarnya kiata tuh saudaraan, satu keturunan dari Adam".

Pak, mungkin aku belum bisa membelikan bapak sebuah mobil baru (yang kepikiran dari januari 2012  mau beliin bapak Suzuki Spalsh), terus doakan ya agar niat anakmu bisa kesampaian.
Doakan juga rejeki aku terus lancar dan bisa mengumpulkan uang agar bisa umroh bareng bapak dan ibu juga Ita dan Izal.
Semoga aku bisa menjadi putri yang bisa menyenangkanmu, membuatmu tertawa, dan tersenyum.
Membuatmu bangga.
Doakan Kalyca segera dapat berbicara dengan normal ya pak.

Orang tua mungkin berkata "kalau kamu bahagia, bapak ibu juga bahagia". But temans. Ketahuilah mereka juga mempunyai keinginan dan impian.
Kenali apa yang mereka inginkan, dan berusahalah, kerahkan energimu untuk mewujudkan keinginan mereka. IA akan lebih mudah terwujud. #JA

Tonton ini ya,
"Memulaikan Orang Tua"


^.^
Ingin ngobrol dengan saya? follow me on twitter @elyaafifah
Ingin berteman dengan saya? add me at:



Berani Lakukan apa yang Kami Lakukan?

Isi Form di bawah ini:


PERHATIAN!
Penting Untuk Anda Ketahui!
Setelah mengisi form dan melakukan konfirmasi, 
Anda akan menerima beberapa email berseri selama beberapa minggu 

kedepan yang menjelaskan secara langsung maupun tidak, 
hal-hal mengenai bisnis Oriflame bersama d'BC Network
Bila memang tidak ingin menerima email berseri, 
Jangan Isi Form Ini!




Dari mana anda mendengar tentang website ini?
Kami menjaga kerahasiaan data anda

Thursday 6 September 2012

Pernah Ada Yang Bilang Ga Ke Kamu? #LajangErs

0 comments
pernah ada yang bilang ga ke kamu?
"puas-puasin masa lajangmu".
karena nantinya masa mendua atau berbanyakmu, akan banyak sekali haru birunya.
akan dibutuhkan kekuatan untuk menyeimbangkan kesemuanya.
(bahasa manisnya dari, ntar mikirin anak, suami, mikirin sekolah anak, dll)

pernah ada yang bilang ga ke kamu?
"puas-puasin masa lajangmu".
karena nantinya kamu harus berbagi mimpi dengan kesemuanya.
(bahasa manisnya, selain mimpi2mu sendiri harus terwujud, kamu juga mikirin mimpinya suami, dan juga berbagi bersama dalam mencapainya).

pernah ada yang bilang ga ke kamu???
*foto ini bukan pas saya masih lajang, tapi merasa "lajang" saat sudah menikah #edisi jalan2 sendiri ke bali tanpa ayah dan kalyca.

saat masih lajang, masih bisa tuh, traveling kemana aja ga perlu mikir, belanja buat orang tua enak aja tanpa mikir besok makan apa ya, mau main kemana asal punya duit dan koneksi gada yang larang.

dan kesemuanya adalah soal waktu, dan dirimu.
jangan menyesal apapun keputusan yang dipilih, sekarang atau nanti, segera tentukan.
mau menikah sekarang atau nanti (ceritanya karena masih milih calon pendamping), jangan disesali.
ada Alloh, untuk jadi teman curhat.

tulisan ini saya dedikasikan buat yang masih ingin melajang.
nikmati saja, but masih yaa tentuin target (jika yang masih ada keinginan nikah, :D)
sebaiknya masih ya, karena manusia itu berpasang-pasangan  "walau suka ada yang iseng nanya, kalau aku berjodoh dengan suamimu gimana el" #pletak.
#walau mebi saya akan nulis juga, enaknya nikah sebelum 30 th (nyengir lagi)


Ingin ngobrol dengan saya? follow me on twitter @elyaafifah
Ingin berteman dengan saya? add me at:



Berani Lakukan apa yang Kami Lakukan?

Isi Form di bawah ini:



Dari mana anda mendengar tentang website ini?
Kami menjaga kerahasiaan data anda

 

Sehari-hari Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | Make Money from Zazzle|web hosting